Minggu, 26 Januari 2014

RESENSI NOVEL TSBU


There's Something Between Us (TSBU)
Tentang Rasa Yang Tak Bisa Diingkari





Judul buku      : Theres Something Between Us
                         Tentang Rasa Yang Tak Bisa Diingkari 
Penulis             : Ayu Rianna
Penerbit           : Matahari
Ukuran            : 19x13 cm
Harga              : Rp 54.500,-
ISBN              : 978-602-1258-55-2


There's Something Between Us atau yang biasa disingkat menjadi TSBU ini adalah karya dari Ayu Rianna. Pernah mengimpikan membuat buku sejak SD akhirnya impian itu terwujud berkat dibukukan dan diterbitkannya novel TSBU ini. Novel ini tadinya merupakan cerita berseri yang dibuatnya disebuah blog yang ia buat tapi tak kunjung selesai sampai pada ending ceritanya. Bahkan sampai pernah terbengkalai dan membuat Ayu ini lupa pada cerita yang ditulisnya ini. Namun berkat dorongan dari Ibunda tercinta akhirnya dia pun mau melanjutkannya. Panjang cerita perjalanan karya Ayu ini sampai akhirnya di terbitkan, yang jelas pada akhirnya Penerbit Matahari menawarinya untuk menerbitkan buah karya dari tangannya ini. Dan berhasil terbit pada november 2013.

Novel TSBU dari Ayu Rianna ini menyajikan sebuah perjalanan hati dari seorang stylist, Cho Ha-Ra dan seorang bintang muda, Kim Sung-Ki. Dengan mengambil latar dunia entertainment Korea yang identik dengan boyband/girlband.

Bermula dari kepulangan Cho Ha-Ra, yang telah menyelesaikan pendidikannya di London College of Fashion ke Korea. Cho Ha-Ra mendapat pekerjaan untuk menjadi asisten desainer dari sebuah idol grop baru yang bernama New High. Mendampingi Son Hye Jin yang selalu dikatakan mempunyai selera fashion yang buruk sekalipun dia berprofesi sebagai desainer.

Pekerjaan sebagai stylist jelas bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi ketika harus berhadapan dengan lima personil dari New High yang jelas tidak mempunyai selera yang sama.Terutama Kim Sung-Ki yang dikenal sebagai member yang cerewet diantara member New High  yang lain. Namun Cho Ha-Ra bisa mengatasinya, walapun terkadang harus mendengar protes-protes kecil dari lima personil New Hight tersebut disaat mereka harus berganti pakaian untuk suatu acara.

Sifat cerewet yang dimiliki Kim Sung-Ki ternyata berhasil memikat Cho Ha-Ra. Cho Ha-Ra mulai merasakan ketertarikan pada Kim Sung-Ki saat melihat wajah laki-laki itu saat menceritakan obsesinya pada piercing. Ternyata bukan hanya Cho Ha-Ra saja yang tertarik. Kim Sung-Ki pun tertarik pada setiap ekspresi wajah Cho Ha-Ra. Kedekatan mereka pun mulai terjalin baik dari waktu ke waktu, karena mereka mempunyai kesamaan suka menonton film. Dan tak jarang hal itu menjadi bahan pembicaraan mereka berdua. 

Namun seperti perjalanan hati setiap orang. Tidak selalu mulus. Tidak selalu sesuai dengan rencana. Kim Sung-Ki harus menghadapi kenyataan bahwa ternyata Cho Ha-Ra, wanita yang disayanginya berencana untuk dijodohkan dengan Park Young-Jun yang tidak lain adalah manager New High. Tidak hanya persoalan itu yang ditemui saat mengikuti jejak tokoh-tokoh itu. Persoalan lain kembali muncul saat Co Seok-Woo yang merupakan Ayah dari Cho Ha-Ra tidak senang dengan kabar kedekatan mereka berdua yang mulai menyeruak dan terpampang di media masa. Karena hal ini berpotensi menghentikan karir Kim Sung-Ki seketika, Cho Seok-Woo meminta anaknya itu untuk mengambil keputusan dengan tepat dan cepat. Sepenggal kalimat yang didapat sesaat sesudah Cho Ha-Ra mengambil keputusan adalah
“ Dan ketika kata cinta sudah muncul ke permukaan maka pengorbanan akan selalu mengikuti dibelakang. Jadi inilah pengorbananku untuk satu-satunya orang yang telah memiliki hatiku.”

Novel ini menurut saya berbeda dengan novel-novel yang biasanya. Selain karena berlatar dunia entertaiment Korea, juga karena setiap part di novel ini selalu diawali dengan sebait lirik lagu dari penyanyi terkenal yang diantaranya adalah Super Junior dengan lagu Marry you dan Shinee dengan lagu Hello. Jadi kita yang membaca part tersebut dengan iringan dari lagu-lagu tersebut seperti melihat cerita dengan iringan backsound didalamnya seperti saat menonton drama Korea. Setiap alurnya dikemas dengan rapi dan latar didalam ceritanya juga menarik. Karena penulis menulis setiap tempat dan setiap acara yang didatangi oleh artis-artis korea. Entah bagaimana penulis bisa menulis sedetail ituuntuk tempat-tempatnya seakan penulis benar-benar pernah menginjakkan kaki di Korea dan memahami suasana disana yang kemudian dijadikannya latar untuk cerita yang menarik ini. Dan seperti drama-drama Korea yang tak jarang disajikan ditelevisi, adegan-adegan romantic juga turut mewarnai perjalan hati dari sang tokoh yang dikemas secara apik oleh penulis.

Selain itu yang membedakan novel ini dengan novel-novel yang pernah saya baca adalah sudut pandang. Jika pada novel biasanya mengambil sudut pandang dari salah satu tokoh, maka pada novel ini disajikan pandangan dari kedua tokoh utama secara bergantian. Yaitu antara Cho Ha-Ra dan Kim Sung-Ki. Asyiknya lagi, disajikan tanggal-tanggal pada setiap sudut pandang tokohnya, jadi seperti buku harian tapi lebih dari itu. Kata-kata yang disusun begitu natural dan menakjubkan.

Namun bagaimanapun tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal. Dalam buku ini masih ditemukan penulisan kata yang berulang yang mungkin tidak sengaja, serta penulis yang entah sengaja atau tidak menggunakan kata "suara yang familier/suara yang sangat familier/suara yang mirip suaraku" dengan sering di salah satu sudut ceritanya. Jadi saya berpikir mungkin ini yang menjadi ciri khas dari cerita yang disajikan oleh Puteri Indonesia DIY tahun 2009 ini. 

Walaupun demikian, menurut saya cerita ini sangat menarik. Saya sebagai resensor dari novel ini, merekomendasikan novel ini untuk para K-popers. Mengapa? Karena dari sini kalian dapat mengetahui sisi lain dari perjalanan seorang idol, terutama idol kita yang hidup jauh di Korea, yang mungkin belum pernah diketahui. Dan untuk yang bukan seorang K-popers jika kalian tertarik untuk membacanya itu adalah hal yang baik. Sama seperti yang telah saya tulis sebelumnya, disini menceritakan bagaimana itu perjalanan idol, bukan idol Indonesia, tapi idol luar negeri alias Korea. Kalian tidak akan menyesal, karena aku juga sangat sangat tertarik dengan ceritanya hingga tidak merasa bosan untuk berulang-ulang membacanya. :)

Sabtu, 11 Januari 2014

Fact About Melody

Hai.. Setelah beberapa hari aku tidak memposting apapun, hari ini aku mau ngepost sesuatu nih. Lanjutan kemarin yang udah pernah aku post :) ya soal Oshi aku. Melody Nurramdhani Laksani. Kalo kemarin aku sedikit cerita tentang dia, di post yang ini aku nulis seputar fakta tentang Oshi aku yang sengaja aku kumpulin dari berbagai sumber yang udah aku baca^^ simak ya simak!

  1. Melody JKT48 ini punya nama lengkap Melody Nurramdhan Laksani. ( udah sering aku tulis)
  2. Melody lahir di Bandung, Tanggal lahirnya adalah 24 Maret 1992. ( catet nih yang Oshinya sama kaya aku^^ oh ya tanggalnya sama kaya tanggal lahir aku loh! hihi tapi beda bulan sama tahun sih >< )
  3. Nama panggilannya kalo di rumah adalah Imel.
  4. Di dalam JKT48, Melody selalu dikatakan member yang paling dewasa diantara member yang lain.
  5. Di JKT48, Melody berperan sebagai center dancer JKT48.  Kalo yang baru tahu JKT48 pasti menganggap Melody sebagai Kaptennya. Tapi sebenarnya tidak.Dia pun enggan dikatakan sebagai Kaptennya. Pada tahukan kalo JKT48 dibagi menjadi beberapa team? yang pasti tiap team punya Kaptennya masing-masing. Tapi saat Ulang tahun JKT48 yang ke-2, di umumkanlah bahwa Melody dipilih sebagai Kapten JKT48. ( wohoo! Proud of Melody) Yang otomatis Melody menaungi setiap team yang ada di JKT48. (semangat captain!)
  6. Princess Belle, Popeye dan Power Puff Girls terutama yang Blossom adalah kartun kesukaanya.
  7. Bob Marley adalah Musisi paling baik. Menurut Melody.
  8. Golongan darah Melody adalah O.
  9. Melody juga punya saudara kandung yang juga member dari JKT48. Yaitu Frieska.
  10. Sate Padang dan Bebek Goreng adalah makanan yang difavoritkan Melody.
  11. Melody merupakan salah satu pendukung dari Manchester United. Dan pemain yang diidolakan adalah Wayne Rooney.
  12. Melody bercita-cita menjadi seorang Menteri.
  13. Ukuran sepatunya adalah nomer 37-38.
  14. Waktu pertama kali ikut audisi JKT48 nomer urutnya adalah 29.
  15. Pernah disalah satu tweetnya, Melody mengatakan bahwa hobinya adalah kepentok Mic. (haha Teteh ada-ada saja ya :) )
Oia sekian dulu ya. Aku cuma menuliskan hal-hal yang menurutku penting saja :) ya walaupun sebenarnya all about Melody ya penting semua ya! haha tapi sambung next time aja ya~ papay

Follow Teh Imel di @MelodyJKT48
dan juga aku ya di @oh_oh_Melody


Rabu, 08 Januari 2014

Idola Baruku



Hai.. aku datang lagi nih :D iseng-iseng aja nih sebelum tidur! aku pengin post tentang idola baru aku :) Bukan baru sih sebenarnya, aku sudah suka sama dia sudah lama sebenarnya. Sejak awal debutnya. Idola baru aku ini adalah salah seorang dari member idol grup yang sekarang sedang memanas di Indonesia. Beberapa waktu yang lalu saja disalah satu stasiun televisi dikabarkan idol grup ini adalah artis tersibuk ditahun 2013. Kalian tahu? hahah.. iya bener mereka itu JKT48 (dibaca: jiketi fourty-eight)
Satu alasan yang buat aku suka sama JKT48. Aku suka semangat mereka. Entah kenapa setiap mendengarkan lagu-lagu mereka dan melihat mereka perfom (walaupun cuma lewat televisi) semangat aku menjadi meningkat :D darah dari ujung kepala sampai ujung rambut mengalir sempurna! memberi energi positif keseluruh organ tubuh haha.. bukan lebay atau alay yah!
Oh iya disini aku ga ngebahas soal JKT48 nya yah :) kalian pasti lebih tau dari aku yang baru join dan benar-benar gabung jadi FANS JKT48 sekitar satu bulanan ini. Meskipun aku tertarik sudah lama. Aku langsung bahas ke Oshi aku aja ya.. ini dia!!! Taraaaaaaa >.<

Nah nah gimana? gimana? Pada tahu kan yang diatas itu siapa?? Ya ya ya.. Betul betul betul. Dia adalah Melody! :) [cantik kan ya *.*] Perempuan cantik diatas punya nama lengkap MELODY NURAMDHANI LAKSANI. Bukan cuma cantik, Melody juga mempunyai sikap keibuan. Itu pernah disampaikan oleh Shinta Naomi yang merupakan Kapten team KIII dari JKT48 yang aku baca disalah satu situs online. Karenanya beberapa waktu yang lalu, saat JKT48 menggelar konser untuk "2nd Anniversary JKT48" diumumkanlah bahwa Oshi aku ini, alias Melody menjadi Kapten untuk JKT48. [baca disini
Sebagai kapten dari JKT48 Oshi aku ini pasti jadi punya tugas tambahan yang dia dapatkan (SEMANGAT CAPTAIN!! \:D/) Ya katanya sih yang aku baca dari situs online beberapa tugas dari Teh Melody ini adalah mewakili JKT48 dalam mengeluarkan statemen kepada media. Ya kalo itu sih udah sering liat kan ya? Jubirnya juga selalu captain disetiap acara :) Dan ada juga yang lain ya itu membimbing regenerasi berikutkan. hmmm.. mungkin kaya Tim yang masih perlu bimbingan gitu. Apalagi sekarang kan lagi ada audisi Generasi ke3 JKT48, mungkin Oshi aku ini juga bakal kerja keras lagi buat membimbing mereka-mereka yang lolos kemudian. Ah iya.. Pokoknya SEMANGAT terus buat Oshi aku ini ya :D SELALU CERIA DAN BERSINAR KAPTEN!!! LOVE YOU!! AND PROUD OF YOU ({})

Sekian dulu ya yang aku tulis soal Oshi aku ini! Idola aku yang sekarang dan selamanya! Paypay... [ back: aku kasih beberapa foto oshi aku ini dulu deh! Bonus buat yang udah mau baca ;) ]

Kawaii kan??? ;))

Yang ini Teh Melody (belakang) sama Frieska (depan). Sama" Kawaii =)

Kalo yang ini pas Photo Shoot apa ya?? =)

Ini pas Teh Melody di Jepang kali ya --v

Hihi kalo ini pas Teh Melody ikut Audisi JKT48 =)

BYE~


Jangan lupa follow akunnya Teh Melo @MelodyJKT48
sama aku juga di @ayuntyadwi or @oh_oh_Melody

#KecupBasah





Sabtu, 04 Januari 2014

Kristal Air

Ini cerita yang tadi sore aku tulis. Entah mendapat inspirasi dari mana tiba-tiba saja aku ingin segera melangkahkan jari-jari aku untuk menekan tombol-tombol dilayar tab ku untuk menulis semua ini :) ada juga lagu dari idol grup yang aku selipkan dicerita ini. Karena menurutku lirik lagunya pas untuk membangun emosi dari tokoh yang ada didalam ceritaku ini. Semoga kalian yang membacanya akan senang^^


google.com
Hujan siang ini kembali turun. Setiap tetesnya turun bak peluru dimedan perang yang terus diluncurkan pada daerah kekuasaan lawan, hingga terlihatlah setiap sudut jalan dikota ini basah. Tidak terkecuali daun-daun di pepohonan.
Aku yang berdiri didalam kamar lantai 2 rumahku hanya memandang kearah jendela menikmati titik-titik hujan dan gemericik suaranya. Tanganku bergerak meraih secangkir teh hangat yang telah aku buat sesaat sebelum masuk kedalam kamar pribadiku. Mengepalkan kedua tangan mengelilingi cangkir untuk merasakan kehangatan diujung-ujung telapak tangan dan kemudian meminumnya perlahan.
Aku melirik ke arah jam wacker coklat berbentuk biskuit yang berada di atas meja belajar di belakangku. Masih jam 1. Desahku pelan. Aku kembali mengalihkan pandangan keluar jendela.
Aku teringat satu hal. Daripada aku hanya berdiam diri memandang air hujan lebig baik aku kembali ke hobi yang sejak dulu aku pilih. Mendengarkan musik. Ya, aku langsung menyambar ponsel yang tergeletak pasrah diatas ranjang tempat tidurku. Menekan tombol-tombol diponsel yang menuju ke aplikasi musik dan langsung menekan tombol play. Langsung menikmati musik yang aku mainkan dan ikut menyanyi dengan suara yang terdengar dari speaker ponsel.

.... Katakanlah dengan berani
Jika kau diamkan tetap sama
Janganlah kau merasa malu
suka itu kata paling hebat...
(JKT48- Oogoe Diamond)

Kata yang terdengar dan sempat aku ucapkan tadi sontak membuatku terdiam dan langsung berpikir. Amanda?. Ya itulah yang harus aku lakukan. Aku harus bertemu dengan Amanda! Aku harus mengatakan semuanya sekarang! Iya atau tidak sama sekali.

Aku berdiri dan langsung lari menuruni tangga menuju lantai dasar rumah. Ada Mama dan Papa yang menatapku kaget karena berlari menuruni tangga dan langsung keluar tanpa pamit.

Tanpa menggunakan payung—padahal sedang hujan, aku langsung berlari menuju pintu pagar.
"Fathan.. mau kemana? kenapa tidak pakai payung?", 


teriakan suara itu terdengar sayup di tengah hujan. Karena suara yang terdengar tak asing ditelingaku itu, aku pun menjawabnya sambil berlari melewati rumahku sendiri.

" A...ku mau ke rumah Amanda dulu sebentar"

Aku berlari dan terus berlari melewati beberapa blok dari rumahku. Maklum rumah Amanda terletak 4 blok dari rumahku. Disetiap langkah kakiku berlari dalam hati aku bergema lagu yang tadi aku dengar..

…Ku ingin ungkapkan pada dirimu
Kabut dalam hatiku telah menghilang
Dan hal yang penting bagiku pun terlihat
Meskipun jawaban itu sebenarnya begitu mudah
Tetapi entah mengapa diriku melewatkannya
Untuk ku menjadi diri sendiri
Ku harus jujur pada perasaanku..
(JKT48-Oogoe Diamond)

Gema lagu itu dihatiku bagai api. Mengobarkan semangat untuk terus melangkah, walaupun aku tidak tahu kapan akan sampai di rumah Amanda.

Aku tahu Hal yang nekad seperti ini tidak seharunya aku lakukan. Sudah tahu rumah Amanda jauh, letaknya saja 4 blok dari rumah? Bukankah akan lebih cepat sampai jika aku tadi sempat menggunakan motor atau sepedaku. Dan apalagi ini hujan? Akan lebih baik jika aku tadi menggunakan payung atau jas hujan. Setidaknya aku bisa terhindah dari adegan basah-basahan seperti ini. Basah kuyup tubuh aku tertimpa air hujan dari langit yang tak kunjung berhenti sekalipun langkah kaki ku telah berlari jauh hingga tiba tepat didepan rumah Amanda.

Rumah Amanda terlihat sepi. Pintunya pun tertutup. Bukan hanya pintu saja bahkan seluruh jendela pun tertutup. Mataku langsung tertuju pada jendela kamar yang terletak dilantai 2 rumah itu. Sama saja. Rasanya aku terlambat.

Seketika semangatku menghilang. Kobaran api yang tadi sepanjang jalan membakar semangat dalam hati detik ini berubah. Ia telah disiram air dan padam. Hanya tinggal abu hasil pembakaran saja yang masih tersisa.

Amanda? Tidak adakah kesempatan untukku? Kesempatan untukku berbicara padamu? Mungkin benar katamu, aku pecundang!


To Be Continued >>

Hai readers.. terima kasih udah mau membaca tulisan aku :) Buat terus menjaga setiap kepercayaan kalian ke aku dan aku ke kalian, aku cuma mohon untuk tidak mengcopy-paste apa yang udah aku tulis ini^^ kalian pasti ingin dihargai karena suatu kerja keras kalian bukan?? aku pun begitu :) sekali lagi terima kasih udah mau berkunjung di web sederhana aku ini :) tinggalkan komentar ya^^ 

Jumat, 03 Januari 2014

[RE-POST] Satu Kisah Dalam Coretan

Hai.. ini ceritaku yang kedua. Sama dengan post yang sudah-sudah. Cerita ini pernah aku post juga di catatan facebook aku dulu. Dan aku juga mere-postnya disini. Semoga yang membaca tulisan aku ini tidak pernah merasa bosan membaca tulisan-tulisanku ya :) Oh iya Cerita ini dulu aku beri judul "Satu Kisah Dalam Coretan". Kenapa menggunakan judul itu? Kalau ditanya seperti itu maka aku akan menjawabnya, TIDAK TAHU. hehe karena memang benar! aku tidak tahu kenapa aku memberi cerita ini judul itu. Tapi sudahlah.. lebih baik baca ceritanya langsung kan?? xD

Kini aku harus terima semuanya. Satu kenyataan bahwa apa yang aku miliki harus hilang. Tak ada gunanya lagi aku mengharapkannya. Ya! Ini adalah keputusan Tuhan untukku. Kini aku hanya dapat duduk diam diatas kursi dengan roda disampingnya serta selembar buku dan sabuah pensil. Kini hari-hari yang aku lewati tampak berbeda. Aku tak dapat lagi merasakan dinginnya lantai-lantai di taman belakang rumah! Aku tak dapat lagi tertawa! Aku tak dapat lagi bernyanyi!
Kini dunia yang aku punya hanyalah dunia kegelapan! Ya itulah yang pertama kali aku rasakan saat aku terbangun hari itu. Tepatnya 2 bulan lalu. Saat aku terbangun dan membuka kedua mataku. Aku lihat dinding kamar putih itu. Aku heran dengan keadaan kamar itu. Jelas itu bukan kamar ku. Kamarku penuh dengan dekorasi ,warnanya biru muda. Warna kesukaan ku. Akhirnya aku mengarahkan pandanganku pada sosok tubuh yang berdiri tepat disampingku. Dokter Romi. Ya dia.. dokter pribadi keluarga ku. Lantas akhirnya aku gerakkan badanku, mencoba bangun dari tidur. Aku ingat, dokter Romi membantuku saat itu. Memegangi badanku, membantuku untuk bangun. Saat itu yang aku rasakan hanya badanku lelah, seluruh badanku terasa sakit. Dokter Romi mengatakan bahwa aku telah lama terbaring di kamar tidur itu, tepatnya dari 2 hari lalu. Aku hanya diam. Lalu aku mencoba menarik badanku untuk dapat bersandar di tempat tidur rumah sakit itu yang sebelumnya sudah dokter Romi atur agar dapat bangun. Aku merasakan ada hal yang berbeda. Mengapa kakiku tampak lebih pendek? Aku membuka selimut yang menutupi bagian kaki ku. Aku tak pernah berfikir hal ini akan terjadi pada diri aku sendiri. Hal yang biasanya aku temukan di sinetron-sinetron ala Indonesia. Kakiku di amputasi. Jelas mataku terbelalak saat itu. Shock, perasaan hancur, dan sesak di dada saat itu aku rasakan. Tanpa sadar aku hanya mengeluarkan air mata. Alirannya terasa jelas di pipiku. Dokter Romi memelukku saat itu. Mencoba tenangkan aku.Lama aku rasakan menangis dalam pelukan dokter Romi. Perasaan ku mulai dapat aku kendalikan. Aku melihat kesekeliling, tertuju pada sofa yang ada di dalam kamar. Tapi sofa itu kosong. Tampaknya dokter Romi mengerti benar apa maksud tingkah aku saat itu. Aku mencari kedua orang tua ku. Aku menatap ke arah dokter Romi, aku membuka bibirku perlahan..mencoba untuk berbicara. Tapi.. tak ada satu kata pun yang terdengar saat itu, jangankan satu kata, satu huruf pun tak ada. Aku merasa risau saat itu. Bingung dan tak tahu apa yang terjadi dengan aku sebenarnya. Aku terus mencoba dan terus mencoba untuk berbicara hingga aku lelah dan mulai ku rasakan lagi air mata ku jatuh di pipi. Tapi.. aku masih terus mencobanya. Sampai akhirnya dokter Romi menghentikan ku. Aku masih ingat perkataannya saat itu,
“Lala.. jangan di paksakan. Sudahlah kamu istirahat saja sayang..”
tapi aku tak menghiraukan perkataan dokter Romi saat itu. Sampai akhirnya aku menatap kembali wajah dokter Romi. Dokter Romi justru tersenyum dan melangkah keluar kamar. Aku jelas heran dengan perlakuan dokter Romi saat itu.
Aku hanya sendiri di kamar. Tak ada teman satu pun disana. Yang aku rasakan saat itu hanya shock dan perasaan hancur. Jelas perasaan itu aku rasakan.. kedua kakiku telah hilang karena diamputasi dan suara ku pun hilang entah kemana. Tak lama aku dalam lamunan saat itu, dokter Romi kembali ke kamarku. Dia membawa selembar kertas dan sebuah ballpoint. Dia memberikannya padaku. Satu hal Ia katakan saat itu,
“Lala.. tuliskan apa yang ingin kamu ketahui di sini”.
Aku terima kertas dan ballpoint itu. Merskipun terasa kaku aku mencoba untuk menulis. Aku tuliskan semua yang ingin aku ketahui tentang keadaanku saat itu.
Dokter.. apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kedua kakiku hilang? Mengapa aku tak bisa berbicara? Kemana ayah? Kemana ibu?
Dokter Romi mengambil kertas itu dan membacanya. Membaca tulisanku yang tak karuhan itu. Ekspresinya mulai berubah.. itu yang aku lihat. Dia mulai menjawab keberadaan ayah dan ibu ku. Yang dia katakan saat itu adalah..

Lala.. ayah dan ibu mu tak ada di sini karena ayah dan ibumu sedang ada di luar kota. Mereka sedang sibuk. Aku akan mengatakan semuanya sama kamu.. aku harap kamu tetap sabar. Jadi seperti ini.. alasan mengapa kamu tidak bisa berbicara adalah karena pita suara kamu putus akibat benda asing yang masuk saat peristiwa kecelakaan minggu lalu. Begitu pun dengan kakimu. Luka di kakimu saat itu terlalu serius, sehingga aku putuskan untuk mengamputasinya. Itupun sesuai dengan keputusan kedua orang tua kamu. Dan yang sebenarnya terjadi sama kamu adalah.. tepatnya minggu lalu kamu alami kecelakaan bersama Radit. Tepatnya di perjalanan saat kamu akan menuju kawasan puncak. Jalanan di sana licin karena telah turun hujan. Karena yang mengendarai oleng saat melewati tikungan dan menghindari bus wisata anak sekolah, mobil yang kamu kendarai bersama Radit di perkirakan menabrak pembatas jalan dan terjun ke dalam jurang. Itu yang di perkirankan polisi saat aku mencoba mencari informasi penyebab kecelakaan mu saat itu”
Aku kaget mendengar penjelasan dokter Romi saat itu. Sontak aku berfikir, lalu dimana Radit sekarang? Dokter Romi kembali menatapku. Dia bertanya kepadaku, bahwa pasti aku ingin bertanya dimana Radit sekarang? Ia melanjutkan pembiacaraanya. Memberiku saran untuk dapat ikhlas. Perasaan ku semakin tak karuhan saat itu. Aku kembali menatap dokter Romi. Dokter Romi semakin jelas mengatakan bahwa Radit telah meninggal. Aku tak percaya begitu saja dengan dokter Romi. Tatapan ku pada Dokter Romi semakin tajam. Ia paham arti tatapan itu. Ia meyakinkannya. Dokter Romi mengatakan bahwa Radit sempat di tolong melalui operasi, sempat satu hari setelah operasi ia terbangun.. dan menginginkan bantuan dari dokter Romi untuk menulis sebuah surat. Dokter Romi membantu Radit dengan mengambilkan selembar kertas. Surat itu Ia tujukan untukku, ungkap dokter Romi. Kemudian ia merogoh saku jasnya dan mengambil selembar kertas yang terlempit rapih. Surat itu aku buka dan aku baca..
Untuk Novella..
La.. apakah surat ini sudah kamu terima? Aku harap surat ini sedang dalam pegangan kedua tangan mu sekarang. Dalam harapku sekarang, kamu sedang dalam keadaan baik saat membaca selembar surat ku ini. Aku ingin meminta maaf.. karena saat ini aku tak bisa lagi berada di sampingmu. Maaf kan aku jika kamu masih merasakan luka karena kecelakaan yang kita alami di puncak minggu lalu. maaf aku tak bisa bertanggung jawab atas kesalahn yang telah aku perbuat kepadamu, maafkan aku yang telah melukiskan luka di hatimu. Ketahuilah.. sampai kapanpun aku akan terus menyayangimu. Sampai kapanpun kamu adalah anugerah terindah dari Tuhan yang aku terima selama ini. I always love you.. sampai kapanpun aku selalu ada di hatimu. Sebelum surat ini aku tutup.. aku ingin kamu selalu mengenangku dalam barisan kata-kata di lagu ini.. lagu penyanyi idolamu
Sumpah tak ada lagi kesempatanku untuk bisa bersamamu
Kini ku tahu bagaimana caraku ku untuk dapat trus denganmu
Bawalah pergi cintaku
Ajak kemana pun kau mau
Jadikan temanmu.. temanmu paling kau cinta
Disini ku pun begitu trus cintaimu di hidupku
Di dalam hatiku sampai waktu yang pertemukan kita nanti



Radit
Betapa air mataku tak dapat aku bending saat itu. Secarik kertas itu.. secarik kertas dari Radit. Orang yang aku sayang. Orang yang berhasil merubah hidupku. Senyumku ada padanya,, lalu bagaimana dengan senyumku sekarang?? Tampaknya tak dapat lagi aku rasakan. Kini.. tak ada lagi senyum apalagi canda tawa. Aku bahkan lupa bagaimana cara untuk tersenyum.
Surat itu.. sampai sekarang masih aku pegang. Tersimpan rapi dalam buku harianku. Namun isi dan makna surat itu masih tertinggal dalam hati aku untuk selamanya. Sampai kapanpun tak ada yang dapat menggantikan sosok Radit dalam hidupku. Dia yang selalu ada buat aku. Kehadirannya bahkan melebihi kehadiran sosok kedua orang tua dalam hidupku. Karena tak pernah dapat aku rasakan kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua aku. Aku berada di kamar ini pun mereka tak perduli. Tak pernah sekalipun mereka mencoba merasakan kesepian yang aku rasa dan sakit yang aku rasakan.

[RE-POST] Karena Afganmu Ada Disana

Cerita ini adalah cerita yang pertama kali aku berani post-in ke internet. Cerita yang aku buat ini sebelumnya pernah aku post di catatan akun facebook aku dulu. Responnya lumayan baik :) maklum.. mungkin karena judulnya yang berkaitan dengan penyanyi yang aku idolakan. Afgan. Nah sekarang aku coba re-post lagi disini. Daripada blog ini kosong ngga ada isinya kan yaa :D hehe...
Oh iya judul yang aku pake dulu buat cerita ini adalah "Karena Afganmu Ada Disana". Bercerita tentang seorang fans dari Afgan yang berikeinginan buat ketemu Afgan. Tapi ya kita tahu sendiri buat ketemu sama Afgan bukan perkara yang mudah. Apalagi buat seorang fans yang tinggal didaerah. Lalu apa anak ini bisa ketemu dengan penyanyi idolanya? dengan cara apa? daripada penasaran baca aja yuk gimana ceritanya :)

Sore ini aku duduk di tempat favorit ku, balkon rumah. Dengan di temani secangkir teh hangat dan cake keju kesukaan ku. Keheningan sore saat ini benar-benar membawaku dalam kedamaian yang sesungguhnya. Sudah lama aku tak merasakan suasana setenang ini.
Tak lama aku nikmati ketenangan ini, mataku tertuju pada kursi di pojok balkon. Kursi itu tertutup kain putih sekarang. Aku berdiri mendekati kursi itu dan membuka kain yang menutupnya. Lengan kursi ku pegang.. rasanya begitu dingin. Memang sudah lama kursi itu tak terpakai, keadaannya pun sudah usang. Entah mengapa kursi itu masih saja aku pertahankan di tempat itu sejak 5 tahun lalu.
Aku beranikan duduk di atas kursi itu. Dalam sadar aku teringat perkataan  sosok yang pernah duduk di atas kursi itu. Niyala namanya.
“La.. sampai kapanpun aku ga akan pernah kasih izin kamu buat duduk di tempat ini. Jadi awas ya kalo kamu sampai ketahuan duduk di atas kursi ini”, itulah kata-kata yang selalu terulang setiap kali aku dan Niyala sampai ke kost tempat tinggal kami. Sempat aku berfikir mengapa Niyala tak mengizinkan aku untuk duduk di tempatnya itu, tapi anehnya aku.. aku mau saja mengikuti omongan dia. Aku hanya berfikir mungkin itu adalah tempat yang nyaman buat dia. Aku merelakannya.
Keheningan dan hembusan angin sore ini benar-benar membawa ku pada kenangan masa lalu ku dengan Niyala. Aku mengambil Handphone yang terselip di saku celana. Aku lihat benar-benar wallpaper handphone ku. Di sanalah aku dapat melihat kembali wajah Niyala yang tersenyum dengan indah. Senyuman itu benar-benar aku rindukan. Niyala… andai kau ada di sini bersamaku… Ku dapati air mata menetes tepat di layar handphone.
Menit semakin beralalu.. semakin pula kenangan-kenangan bersama Niyala muncul kembali ke permukaan pikiranku. Aku ingat benar waktu pertama kali bertemu dengan dia. Di depan toko bunga saat siang hari. Tak sengaja aku menabraknya dan membuat semua bunga yang dia bawa berserakan. Aku langsung meminta maaf padanya dan membantunya membereskan semua bunga-bunga itu. Aku mendapatinya sebagai sosok perempuan yang baik dan ramah. Setelah pertemuan hari itu aku mulai sering mendatangi toko bunga itu. Sekedar untuk mengganti bunga-bunga di vas bunga rumahku. Tak lama aku mengetahui bahwa dia juga merupakan pelajar SMA yang sama dengan ku, bukan hanya sekedar penjaga toko bunga. Aku bangga dengan dia.
Di hari-hari aku yang senggang, terkadang aku sempatkan untuk mendatangi dan membantunya di toko. Dua bulan berlalu aku mengenalnya. Aku mendapati bahwa banyak kesukaan ku yang sama dengan dia. Mulai dari makanan hingga tokoh idola. Ya tokoh idola, aku dan Niyala  sama-sama mengagumi solois terbaik Indonesia, Afgan Syahreza. Hari-hari yang aku lalui semakin berwarna semenjak kehadiran Niyala.
Aku dan Niyala tak jarang mengadakan janji untuk jalan bersama di Mall atau sekedar jalan ke alun-alun kota yang memang tak begitu jauh dari kost.
Awalnya aku hanya tinggal sendiri di kostan ini, begitu pun dengan Niyala. Tapi karena aku mulai merasakan kejenuhan dengan keadaan kamar yang sepi dank arena aku sudah mulai merasa nyaman dengan kehadiran Niyala, aku mencoba mengajaknya untuk tinggal bersama di kostan ku. Niyala pun mengiyakannya. Sejak saat itu aku dan Niyala mulai menjadi sahabat yang akrab.
Aku menyandarkan tubuhku pada sandaran kursi. Mencoba menghela napas dengan sakit yang menyesakan dada. Dan yang ku dapati.. air mata ini justru semakin deras. Aku teringat saat aku harus mendapati sosok tubuh Niyala terbaring kaku dengan tenangnya di kursi yang dia senangi ini.
Betapa shock aku detik itu. Tubuhku seketika lemas dan terjatuh pada lantai balkon yang beralaskan rumput hijau. Cuaca saat itu yang tadinya cerah.. seketika mendung dan langsung  
Aku ingat saat itu aku dan Niyala sedang membicarakan sosok idola kami, Afgan. Aku ingat jelas ucapan Niyala saat itu, “La.. aku pengen banget ketemu sama afgan. Tapi kapan ya? Aku pengen cepat ketemu sama dia. Sebelum aku menghembuskan nafas terakhirku”. Aku cukup kaget saat itu. Kenapa Niyala tiba-tiba mengucapkan kata “sebelum aku menghembuskan nafas terakhirku” Apa maksudnya?? Aku tidak terlalu memperdulikan arti ucapannya itu. Aku hanya menjawab “iya.. aku juga pengen ketemu. Tenang saja secepetnya kita pasti juga ketemu.Kalo Tuhan sudah mengizinkan..” Niyala langsung menimpal “haduuuh kamu ini! Kalo sudah berbicara kehendak Tuhan,, aku Cuma bisa diem aja deh..” aku menimpalnya dengan tertawa kecil ciri khasku.
Suasana sunyi mulai menguasai jiwa ku, Oh Tuhan… mengapa begitu cepat engkau mengambil nyawa gadis kecil itu?? Sebersit pertanyaan mulai muncul dalam benakku.
Aku langsung teringat akan satu hal.. setelah hujan reda saat itu. Hal yang harus aku lakukan adalah menelfon kedua orang tua Niyala. Bergegas aku mencari handphone Niyala. Aku mendapatkannya tepat di atas bantal tempat tidur Niyala. Satu pesan aku terima saat memegang handphone milik Niyala, bertulisakan pesan dari Dokter Romi. Aku heran dengan pesan itu.. kenapa Niyala berhubungan dengan seorang dokter padahal sepanjang aku kenal dia, dia selalu bilang kalau dia anti ke dokter. Aku langsung membuka pesan itu,
Niyala.. aku akan memberitahukan hasil check up kamu kemarin. Maaf sebelumnya apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang kamu harapkan. Hasil check up kemarin adalah.. keadaan jantung kamu semakin melemah. Paru-paru kamu pun demikian. Sebaiknya kamu beritahukan hasil ini pada kedua orang tua kamu. Jangan kamu pendam sendiri. Mereka berhak tahu. Itu hanya sedikit Sarankan ku.. jadi untuk langkah selanjutnya bisa kamu pertimbangkan”
Pesan itu cukup mengkagetkan ku, ternyata di balik senyum bahagia dan cerianya.. Niyala mengidap satu penyakit. Sebelumnya aku tak pernah berfikir hal itu akan terjadi pada gadis seceria dia.
Tak lama setelah aku membaca pesan itu.. aku langsung membalas pesan Dokter Romi itu
Dokter.. aku Novella. Teman Niyala. Maaf sebelumnya.. aku harus memberitahukan bahwa Niyala sudah tenang dalam dekapanNya
Setelah menbalas pesan itu, aku langsung menghubungi nomer ayah dari Niyala. Aku beritahukan semuanya termasuk pesan Dokter Romi tadi. Aku mendengar jelas ibu Niyala menangis histeris mendengar kabar anaknya itu. Air mata ku semakin tak tebendung mendengar jeritan ibu Niyala kala itu. Aku langsung menutup pembicaraan di telefon dengan alasan akan memgurus jenazah Niyala. Aku berlari keluar kamar dan memberitahukan hal itu pada Ibu dan Bapak Kost.
Saat itu aku hanya berfikir kenapa tadi aku tak berada di sampinya saja? Aku terlalu sibuk menikmati udara di pinggiran balkon hingga mangacuhkan Niyala yang berada di pojokan. Mungkin kalo aku ada di samping dia tadi semua ini ga akan terjadi?? Semuanya bukannya bisa saja berubah?? Aku yang jelas-jelas satu kamar sama Niyala tidak tahu benar kepergian sahabat aku sendiri untuk selamanya? Sahabat macam apa aku ini?
Niyala sudah pergi.. dia sudah kembali dalam dekapan Tuhannya. Apa yang bisa aku lakukan? setidaknya mungkin itu jalan yang terbaik buat dia. Disana dia tak akan pernah lagi merasakan sakit seperti di sini.
Di bawah gundukan tanah di sana kini tubuh Niyala istriahat. Sedang roh nya kini berada tenang dalam dekapan Tuhan.. serta cinta dan kasihnya masih tetap bertahan di hati orang-orang yang menyayanginya.
“Niyala.. ketahuilah Tuhan akan mempertemukan Afgan untukmu di sana. Tuhan sudah mempersiapkannya.. mungkin sekarang kamu sedang menikmati kebahagiaan bersama Afganmu di sana.. tetaplah tersenyum disana.. Aku menyayangimu.. aku merindukanmu..”
Langit sore sudah berubah.. tampaknya langit malam akan segera menutupi jagat bumi ini. Aku beranjak dari tempat duduk itu. Menutupnya kembali dengan kain putih itu. Biarkan kursi dan kain putih itu menjadi saksi kehidupan Niyala yang begitu indahnya. Sampai kapan pun dia adalah sahabat yang tak kan pernah terganti dalam hidupku.



Gimana tulisanku? Memang belum baik seperti penulis-penulis cerita yang aku kagumi sih :) tapi paling tidak aku telah berusaha menuangkan pikiran aku didalamnya. Selanjutnya aku berjanji untuk terus belajar demi karyaku yang lebih baik :D