There's Something Between Us (TSBU)
Tentang Rasa Yang Tak Bisa Diingkari
Judul
buku : There’s Something Between Us
Tentang Rasa Yang Tak Bisa Diingkari
Penulis : Ayu Rianna
Penerbit : Matahari
Ukuran : 19x13 cm
Harga : Rp 54.500,-
ISBN : 978-602-1258-55-2
There's Something Between Us atau yang biasa disingkat menjadi
TSBU ini adalah karya dari Ayu Rianna. Pernah mengimpikan membuat buku
sejak SD akhirnya impian itu terwujud berkat dibukukan dan diterbitkannya novel
TSBU ini. Novel ini tadinya merupakan cerita berseri yang dibuatnya disebuah
blog yang ia buat tapi tak kunjung selesai sampai pada ending ceritanya. Bahkan
sampai pernah terbengkalai dan membuat Ayu ini lupa pada cerita yang ditulisnya
ini. Namun berkat dorongan dari Ibunda tercinta akhirnya dia pun mau
melanjutkannya. Panjang cerita perjalanan karya Ayu ini sampai akhirnya di
terbitkan, yang jelas pada akhirnya Penerbit Matahari menawarinya untuk
menerbitkan buah karya dari tangannya ini. Dan berhasil terbit pada november
2013.
Novel TSBU dari Ayu Rianna ini menyajikan sebuah perjalanan
hati dari seorang stylist, Cho Ha-Ra dan seorang bintang muda, Kim Sung-Ki.
Dengan mengambil latar dunia entertainment Korea yang identik dengan
boyband/girlband.
Bermula dari kepulangan Cho Ha-Ra, yang telah menyelesaikan
pendidikannya di London College of Fashion ke Korea. Cho Ha-Ra mendapat pekerjaan
untuk menjadi asisten desainer dari sebuah idol grop baru yang bernama New
High. Mendampingi Son Hye Jin yang selalu dikatakan mempunyai selera fashion
yang buruk sekalipun dia berprofesi sebagai desainer.
Pekerjaan sebagai stylist jelas bukan pekerjaan yang mudah.
Apalagi ketika harus berhadapan dengan lima personil dari New High yang jelas
tidak mempunyai selera yang sama.Terutama Kim Sung-Ki yang dikenal sebagai
member yang cerewet diantara member New High yang lain. Namun Cho Ha-Ra bisa mengatasinya,
walapun terkadang harus mendengar protes-protes kecil dari lima personil New
Hight tersebut disaat mereka harus berganti pakaian untuk suatu acara.
Sifat cerewet yang dimiliki Kim Sung-Ki ternyata berhasil
memikat Cho Ha-Ra. Cho Ha-Ra mulai merasakan ketertarikan pada Kim Sung-Ki saat
melihat wajah laki-laki itu saat menceritakan obsesinya pada piercing. Ternyata
bukan hanya Cho Ha-Ra saja yang tertarik. Kim Sung-Ki pun tertarik pada setiap
ekspresi wajah Cho Ha-Ra. Kedekatan mereka pun mulai terjalin baik dari waktu
ke waktu, karena mereka mempunyai kesamaan suka menonton film. Dan tak jarang
hal itu menjadi bahan pembicaraan mereka berdua.
Namun seperti perjalanan hati setiap orang. Tidak selalu
mulus. Tidak selalu sesuai dengan rencana. Kim Sung-Ki harus menghadapi
kenyataan bahwa ternyata Cho Ha-Ra, wanita yang disayanginya berencana untuk
dijodohkan dengan Park Young-Jun yang tidak lain adalah manager New High. Tidak
hanya persoalan itu yang ditemui saat mengikuti jejak tokoh-tokoh itu.
Persoalan lain kembali muncul saat Co Seok-Woo yang merupakan Ayah dari Cho
Ha-Ra tidak senang dengan kabar kedekatan mereka berdua yang mulai menyeruak
dan terpampang di media masa. Karena hal ini berpotensi menghentikan karir Kim
Sung-Ki seketika, Cho Seok-Woo meminta anaknya itu untuk mengambil keputusan
dengan tepat dan cepat. Sepenggal kalimat yang didapat sesaat sesudah Cho Ha-Ra
mengambil keputusan adalah
“ Dan ketika kata cinta sudah muncul ke
permukaan maka pengorbanan akan selalu mengikuti dibelakang. Jadi inilah
pengorbananku untuk satu-satunya orang yang telah memiliki hatiku.”
Novel ini menurut saya berbeda dengan novel-novel yang
biasanya. Selain karena berlatar dunia entertaiment Korea, juga karena setiap
part di novel ini selalu diawali dengan sebait lirik lagu dari penyanyi
terkenal yang diantaranya adalah Super Junior dengan lagu Marry you dan Shinee
dengan lagu Hello. Jadi kita yang membaca part tersebut dengan iringan dari
lagu-lagu tersebut seperti melihat cerita dengan iringan backsound didalamnya
seperti saat menonton drama Korea. Setiap alurnya dikemas dengan rapi dan latar
didalam ceritanya juga menarik. Karena penulis menulis setiap tempat dan setiap
acara yang didatangi oleh artis-artis korea. Entah bagaimana penulis bisa
menulis sedetail itu—untuk
tempat-tempatnya—
seakan penulis benar-benar pernah menginjakkan kaki di Korea dan memahami
suasana disana yang kemudian dijadikannya latar untuk cerita yang menarik ini.
Dan seperti drama-drama Korea yang tak jarang disajikan ditelevisi,
adegan-adegan romantic juga turut mewarnai perjalan hati dari sang tokoh yang
dikemas secara apik oleh penulis.
Selain itu yang membedakan
novel ini dengan novel-novel yang pernah saya baca adalah sudut pandang. Jika
pada novel biasanya mengambil sudut pandang dari salah satu tokoh, maka pada
novel ini disajikan pandangan dari kedua tokoh utama secara bergantian. Yaitu
antara Cho Ha-Ra dan Kim Sung-Ki. Asyiknya lagi, disajikan tanggal-tanggal pada
setiap sudut pandang tokohnya, jadi seperti buku harian tapi lebih dari itu.
Kata-kata yang disusun begitu natural dan menakjubkan.
Namun bagaimanapun tidak
ada manusia yang sempurna dalam segala hal. Dalam buku ini masih ditemukan
penulisan kata yang berulang yang mungkin tidak sengaja, serta penulis yang
entah sengaja atau tidak menggunakan kata "suara yang familier/suara yang
sangat familier/suara yang mirip suaraku" dengan sering di salah satu
sudut ceritanya. Jadi saya berpikir mungkin ini yang menjadi ciri khas dari
cerita yang disajikan oleh Puteri Indonesia DIY tahun 2009 ini.
Walaupun demikian, menurut
saya cerita ini sangat menarik. Saya sebagai resensor dari novel ini,
merekomendasikan novel ini untuk para K-popers. Mengapa? Karena dari sini
kalian dapat mengetahui sisi lain dari perjalanan seorang idol, terutama idol
kita yang hidup jauh di Korea, yang mungkin belum pernah diketahui. Dan untuk
yang bukan seorang K-popers jika kalian tertarik untuk membacanya itu adalah
hal yang baik. Sama seperti yang telah saya tulis sebelumnya, disini
menceritakan bagaimana itu perjalanan idol, bukan idol Indonesia, tapi idol
luar negeri alias Korea. Kalian tidak akan menyesal, karena aku juga sangat
sangat tertarik dengan ceritanya hingga tidak merasa bosan untuk berulang-ulang
membacanya. :)