Apa? Apa baru saja aku mendengar Amanda mengucap kata
terlambat? Bagaimana bisa aku terlambat?
Tatapan mata polos itu. Tatapan kesungguhan dari sepasang
mata indah itu. Oh Tuhan apa yang harus aku lakukan?
"apa maksudmu mengatakan aku terlambat?",
tanyaku lirih.
Berbarengan dengan lirihnya suara yang mirip suaraku,
hujan mulai berangsur reda. Dan kini hanya meninggalkan gerimis kecil mengenai
puncak kepalaku.
"Kamu baru mengatakan sekarang Than. Disaat aku
sudah melepaskan perasaanku untukmu. Hatiku kini telah terisi oleh orang
lain..", jawab gadis berpayung didepanku.
"Orang lain? Bukankah dua minggu lalu kau masih
mengatakan menyayangiku?"
"iya, itu dua minggu lalu Than"
"Tapi bagaimana mungkin perasaanmu berubah padaku
hah?", tanyaku dengan sedikit kekesalan.
Bukan kesal karena sudah ada orang lain dihatinya.
Tapi karena perasaanya yang dengan mudah berubah. Apa yang dilakukan orang itu
hingga mampu membuat perasaan Amanda berubah?
"semuanya bisa terjadi Than. Dan kamu harus bisa
menerimanya", jawabnya terdengar lirih dengan kepala tertunduk.
"Iya aku bisa menerimanya Amanda. Aku.. aku hanya
ingin tahu apa yang telah orang itu lakukan hingga membuat perasaanmu padaku
hilang begitu saja?". Kedua tanganku bergerak meraih wajah Amanda yang
tertunduk. Memandang lurus kearah matanya seakan meminta jawaban sedetail
mungkin yang bisa ia jelaskan padaku sekarang.
"Aku lelah denganmu Than..", hembusan
nafasnya terdengar jelas ditelingaku. Dan belum sempat aku bertanya, Dia
kembali melanjutkan perkataannya.
"Aku selama ini hanya menjadi tempat curhat kau
saja. Kau tahu sudah lama aku menyayangimu. Tapi lagi-lagi kau tanpa perasaan
tidak enak.. atau setidaknya menjaga perasaanku, menceritakan semua perempuan
yang kau sukai didepanku. Dan yang lebih membuat aku harus menelan ludah dan
meninggalkan seulas senyum didepanmu adalah.. kau memintaku untuk menjadi
penyatu kau dengan perempuan itu! Kau tahu bagaimana perasaanku saat
itu?".
Aku lihat dia mulai meneteskan air matanya sesaat
setelah luapan kalimat emosi keluar. Aku tak kuasa melihatnya.
Mendengar setiap perkataan Amanda memaksaku mengingat
setiap kejadian itu. Memunculkan kembali memori yang seharusnya sudah
tenggelam. Disaat aku tertarik dengan gadis manis bernama Rena. Aku terlalu
takut mengungkapkan perasaanku awalnya. Tapi akhirnya aku memberanikan diri
untuk mengatakan perasaanku padanya. Berhari-hari aku tunggu jawaban dia tapi
tak kunjung ada jawaban darinya. Dan entah pikiran darimana, aku yang jelas
tahu perasaan Amanda padaku justru
mempunya niat untuk aku manfaatkan. Aku pikir karena Amanda Perempuan, mungkin
dapat sedikit membujuk Rena untuk menerima perasaanku padanya. saat itu
sedikitpun aku tak memperdulikan perasaan Amanda. Yang ada dipikiranku hanya
bagaimaa caranya agar Rena menerima aku sebagai pacarnya. Aku terlalu jahat.
buk buk buk
Aku terbangun dari lamunan tentang masa lalu. Sepasang
mataku melihat Amanda memukul-mukul dadanya sendiri sedang air matanya tak
berhenti mengalir. Mungkin inilah ending dari luapan perasaan didalam hatinya.
Sungguh. Sungguh aku tak kuasa melihatnya seperti ini.
Aku sudah tak sanggup melihatnya seperti ini. Aku
ingin memeluknya! Aku ingin!
Segera saja aku raih tubuh mungil Amanda dan
memasukannya kedalam pelukanku. Aku sadar baju aku basah. Tapi kini benar.
Setidaknya walaupun aku tahu aku terlambat memilikinya, sebagai teman aku bisa
membuatnya tenang dalam dekapanku.
Amanda menerimanya. Tubuh kami yang sangat dekat
seperti ini seperti mentransfer gejolak emosi yang Amanda rasakan dan
membawanya masuk kedalam aliran darag didalam tubuhku. Aku merasakan perih
dihati Amanda. Perih yang telah disimpannya sejak lama. Perih yang terabaikan
olehku.
"Amanda...", lagi-lagi aku mengucap lirih
namanya.
Tidak ada jawaban dari gadis yang sekarang berada
dipelukanku. Tak mengapa. Aku masih mendengarnya menangis.
"Kau tahu kenapa sekarang aku
mengatakannya?".
Dia terbangun dari pelukanku dan kembali membiarkan tubuhnya
berdiri tegak. Dengan lembut ia menghapus air mata dari kedua matanya dengan
tanggannya sendiri. Kemudian berlanjut menatapku serius.
Aku yang tahu sebenarnya ini sia-sia tapi aku tetap
mencoba jadi yang terbaik. Jadi yang terkuat untuk perasaanku sendiri.
"Kau ingat idol grup yang kau suka?"
Dia hanya terdiam. Kemudian menjawabnya dengan
anggukan kepala. Aku tahu itu adalah jawaban 'iya'. walaupun tak terucap satu
katapun.
"ia yang telah memberanikan aku untuk
menyadarinya. JKT48! Lagunya.. ingat lagu Oogoe Diamond?"
Lagi-lagi dia hanya diam memandangku. Aku rasa dia
sedang memitar pikirannya untuk mengingat lagu yang aku maksud. Ingatlah
Amanda! Ingat!
to be continued >>
Hai readers.. terima kasih udah mau membaca tulisan aku :) Buat terus menjaga setiap kepercayaan kalian ke aku dan aku ke kalian, aku cuma mohon untuk tidak mengcopy-paste apa yang udah aku tulis ini^^ kalian pasti ingin dihargai karena suatu kerja keras kalian bukan?? aku pun begitu :) sekali lagi terima kasih udah mau berkunjung di web sederhana aku ini :) tinggalkan komentar ya^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar